00%

No products in the cart.

Contact

Instagram


Latest publications

Peluang Emas UMKM Kuliner di Tengah Tren Makanan Siap Saji

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi tulang punggung ekonomi.. Read more

Kenikmatan Dimsum: Cita Rasa Oriental yang Selalu Dicari

Dimsum: Lebih dari Sekadar Makanan Ringan Dimsum, makanan khas Tiongkok.. Read more

Dimsum Homemade vs Reseller: Mana yang Lebih Untung untuk Bisnis?

Bisnis dimsum tengah naik daun. Banyak orang tertarik menjalankan usaha.. Read more

No products in the cart.

Rosie - Juli 30, 2025

Dimsum Homemade vs Reseller: Mana yang Lebih Untung untuk Bisnis?

Bisnis dimsum tengah naik daun. Banyak orang tertarik menjalankan usaha ini karena kelezatan dimsum yang sudah diterima luas di masyarakat dan kemudahan dalam proses penyajiannya. Namun, saat ingin terjun ke dunia bisnis dimsum, muncul pertanyaan besar: lebih untung bikin sendiri (homemade) atau jadi reseller produk orang lain?

Jawabannya tidak mutlak, karena keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Artikel ini akan membahas secara tuntas perbandingan antara bisnis dimsum homemade dan reseller dimsum, mulai dari segi modal, waktu, potensi keuntungan, fleksibilitas, hingga risikonya.

1. Modal Awal: Homemade Lebih Besar, Reseller Lebih Ringan

✅ Dimsum Homemade:

  • Modal awal digunakan untuk alat produksi (blender daging, mixer adonan, kukusan besar, cetakan), bahan baku (daging ayam, kulit dimsum, bumbu), dan kemasan.

  • Butuh tempat produksi (minimal dapur bersih).

  • Estimasi modal awal: Rp2–5 juta, tergantung skala produksi.

✅ Reseller Dimsum:

  • Cukup beli produk dimsum dari produsen besar atau home industry dengan harga grosir.

  • Tidak perlu alat produksi, cukup freezer, kemasan ulang, dan promosi.

  • Estimasi modal awal: Rp500 ribu–2 juta.

Kesimpulan:
Untuk pemula dengan modal terbatas, reseller lebih ringan secara finansial.

2. Waktu dan Tenaga: Homemade Butuh Lebih Banyak

✅ Dimsum Homemade:

  • Membutuhkan waktu untuk membuat adonan, mencetak, mengukus, hingga packing.

  • Ada beban tambahan seperti menjaga kebersihan, mengatur stok bahan, dan produksi sesuai pesanan.

  • Harus diatur secara konsisten agar kualitas rasa tetap terjaga.

✅ Reseller Dimsum:

  • Waktu dan tenaga fokus pada promosi, pengemasan, dan pengiriman.

  • Tidak perlu memikirkan proses produksi—cukup stok produk jadi.

  • Lebih cocok untuk ibu rumah tangga atau karyawan yang ingin punya usaha sampingan.

Kesimpulan:
Kalau kamu sibuk dan ingin usaha yang praktis, reseller lebih hemat waktu dan tenaga.

3. Keuntungan: Homemade Lebih Tinggi, Tapi Butuh Konsistensi

✅ Dimsum Homemade:

  • Karena produksi sendiri, biaya per pcs lebih murah, sehingga margin keuntungan bisa lebih besar.

  • Contoh:

    • Modal 1 pcs siomay: Rp800–Rp1.000

    • Harga jual eceran: Rp3.000–Rp4.000

    • Keuntungan bisa mencapai 150–200%

✅ Reseller Dimsum:

  • Harga beli dari produsen biasanya sudah termasuk margin mereka.

  • Margin untuk reseller bisa sekitar 30–50% tergantung jumlah pembelian dan strategi jual.

  • Namun, tidak perlu repot produksi atau uji coba rasa.

Kesimpulan:
Homemade punya potensi keuntungan lebih besar, tapi perlu kerja keras. Reseller lebih aman dan tetap menguntungkan.

4. Fleksibilitas Produk dan Inovasi

✅ Dimsum Homemade:

  • Bisa menciptakan varian unik sesuai tren: keju meleleh, topping warna-warni, saus homemade, hingga rasa pedas ekstrem.

  • Branding lebih kuat karena kamu menciptakan resep sendiri.

✅ Reseller Dimsum:

  • Terbatas pada varian yang disediakan oleh produsen.

  • Tidak bisa banyak berinovasi kecuali menambahkan saus atau kemasan khusus.

Kesimpulan:
Ingin eksplorasi rasa dan inovasi sendiri? Pilih homemade. Jika hanya ingin fokus jualan, reseller cukup.

5. Risiko Kerugian dan Kegagalan

✅ Dimsum Homemade:

  • Risiko bahan basi, adonan gagal, atau rasa tidak konsisten bisa membuat konsumen kecewa.

  • Harus pandai mengatur stok agar tidak overproduksi.

✅ Reseller Dimsum:

  • Risiko lebih rendah karena produk sudah jadi dan sudah lulus uji rasa oleh produsen.

  • Kalau tidak laku, bisa dijual kembali esok hari selama disimpan beku dengan baik.

Kesimpulan:
Reseller lebih aman untuk pemula karena minim risiko produksi.

6. Branding dan Skala Bisnis

✅ Dimsum Homemade:

  • Branding bisa dibuat dari nol: logo, nama, kemasan, rasa, testimoni pelanggan.

  • Potensi berkembang jadi merek besar/franchise.

✅ Reseller Dimsum:

  • Terikat nama dan branding dari produsen.

  • Sulit dibedakan dengan reseller lain, kecuali lewat pelayanan dan harga.

Kesimpulan:
Kalau ingin bangun brand jangka panjang, homemade lebih tepat.

Rangkuman Perbandingan

Aspek Dimsum Homemade Reseller Dimsum
Modal Awal Lebih besar Lebih kecil
Waktu dan Tenaga Tinggi Rendah
Potensi Keuntungan Tinggi (150–200%) Sedang (30–50%)
Inovasi Produk Fleksibel Terbatas
Risiko Kerugian Tinggi Rendah
Branding Jangka Panjang Bisa dibangun Bergantung produsen

Pilihan terbaik tergantung pada:

  • Modal: Punya dana besar? Homemade bisa lebih untung.

  • Waktu: Sibuk dan ingin usaha simpel? Reseller lebih cocok.

  • Ambisi jangka panjang: Ingin bangun brand sendiri dan berkembang besar? Homemade adalah jalannya.

  • Keamanan usaha pemula: Ingin coba-coba tanpa risiko besar? Reseller jawabannya.

Yang paling penting adalah konsistensi dan pelayanan. Mau homemade atau reseller, usaha akan berkembang kalau kamu serius, jujur, dan terus belajar dari pasar.

Posted in Bisnis, DimsumTags:
Previous
All posts
Next

© 2025 Dimsum Serayu. All Rights Reserved.